Svami Vivekananda dan Sukarno : Sang Pemegang Obor
Svami Vivekananda dan Sukarno : Sang Pemegang Obor
Ni Kadek Surpi Aryadharma
(Direktur Vivekananda Spirit Indonesia)
Swami
Vivekananda !
Suatu
nama yang agung
Beliau
adalah seorang dari mereka yang telah memberikan demikian banyak inspirasi
kepadaku ! Inspirasi untuk menjadi kuat, inspirasi untuk menjadi hamba Tuhan
-Inspirasi
untuk menjadi pengabdi Tanah Air-ku,
Inspirasi
untuk menjadi pengabdi mereka yang miskin,
Inspirasi
untuk menjadi pengabdi umat manusia.
Beliaulah
yang pernah berkata :”Telah cukup lama kita menangis; jangan menangis lagi,
Namun
tegaklah diatas kakimu,
Dan
jadilah manusia !”
Soekarno
4 Oktober
1963
Jakarta
Tulisan tersebut
(aslinya berupa tulisan tangan, berbahasa Inggris dengan kop Presiden Republik
Indonesia), merupakan kata sambutan Bung Karno dalam buku Suara Vivekananda
oleh Swami Ranganathananda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Yogamurti tahun 1963.
Betapa bangganya
kita-orang Indonesia, terlebih masyarakat Hindu nusantara, bahwa Presiden
Proklamator RI, orang tercerdas yang pernah lahir di bumi pertiwi mendapatkan
inspirasi untuk bangkit dan melayani tanah air dari seorang bijak Svami
Vivekananda. Bung Karno bahkan sudah membaca Bhagavad Gita dan buku-buku ajaran
Svami Vivekananda bahkan ketika usianya yang sangat belia.
Svami Vivekananda
merupakan sanyasi muda, beliau bak meteor bercahaya indah di langit malam,
memberikan inspirasi yang megah namun kehadirannya sangat singkat. Beliau lahir
di Simla, Calcutta dengan nama Narendra Natha Datta, 12 Januari 1863. Beliau menggoncang
dunia yang dijuluki sebagai “pembuka gerbang keagungan dan kemegahan budaya
Hindu” Beliau meninggalkan raganya, dalam usia yang belum genap 40 tahun, 4
Juli 1902. Ucapan terakhir yang sangat terkenal beliau setelah berdoa di kuil
pada hari itu akhirnya juga melegenda, “Jika ada Vivekananda yang lain, maka
hanya dia yang akan memahami apa yang dilakukan oleh Vivekananda ! Akan tetapi,
ada banyak Vivekananda yang akan lahir seiring berjalannya waktu.” Kalimat
tersebut sudah menyatakan bahwa akan banyak bangkit jiwa-jiwa agung Vivekananda
di berbagai belahan dunia seiring dengan berjalannya waktu, dan kita sudah
mendapatkan satu : Bung Karno. Betapa bangganya Ibu Pertiwi mendapatkan putra
seperti beliau.
Svami Vivekananda
adalah ahli pidato. Pidato beliau yang paling terkenal adalah di Parlemen
Agama-Agama se-Dunia 11 September 1893. Ketika itu beliau membangkitkan dunia,
membakar semangat anak-anak muda, semangat persatuan dengan kharisma yang tak
mampu ditandingi oleh tokoh agama manapun yang hadir. Kepada dunia, Beliau menawarkan
sebuah agama universal yang akan membawa kebaikan pada dunia. Beliau berujar
tegas, “Sebagai penganut Sanathana Dharma, atas
nama ordo kependetaan paling tertua di dunia-ordo Vedic-nya para sannyasi, agamnya
kaum ghrhasta, agamanya anak muda, kami menegaskan kembali Hinduisme sebagai
ibu dari ajaran yang telah mengajarkan dunia toleransi maupun penerimaan akan
universalitas,” Selain kepada tokoh-tokoh dunia, Svami Vivekananda juga
membakar semangat anak-anak muda untuk bangkit, belajar, mengasah kecerdasan
dan menggunakan demi pengabdian bagi tanah air. Sukses pidato fenomenal di Parlemen Agama-Agama se-Dunia, Ir. Sukarno
sebagai pengagum juga mengikuti dengan suksesnya pidato bersejarah pada tanggal
1 Juni 1945 di depan Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia dengan menawarkan lima prinsip dasar negara. Sebuah prestasi dan
usaha kesungguhan yang meneguhkan negara ini pada prinsip negara Pancasila.
Sanyasi muda
Svami Vivekananda telah menyalakan obor itu dan memegangnya beberapa saat,
Sukarno mengambil obor itu dan memegangnya sesaat, dan sekarang obor itu sudah
terlepas dari tangan Sukarno, siapakah yang akan memegangnya ? Andakah orangnya
?
Ni Kadek Surpi
Aryadharma, 12 Januari 2016
Kerennn tulisannya, sangat menginspirasi. Trims bu dosenku
BalasHapus