Kekuatan adalah Kehidupan, Kelemahan adalah Kematian
Kekuatan adalah Kehidupan,
Kelemahan adalah Kematian
Svami Vivekananda
(disarikan dari buku Suara Kebangkitan Voice Of Vivekananda)
Kekuatan adalah
Fakta
Inilah fakta yang besar; kekuatan adalah kehidupan,
kelemahan adalah kematian. Kekuatan adalah kebahagiaan, kehidupan abadi,
kekekalan; kelemahan berarti penyakit dan penderitaan terus menerus. Kelemahan
adalah kematian. Sejak kecil manusia diajarkan untuk merasa lemah dan berdosa.
Sekarang saatnya untuk mengajari mereka untuk menjadi anak-anak mulia dan
kekal-sekalipun kepada mereka yang hidupnya paling lemah. Sedari kecil
pikiran-pikiran yang positif, teguh dan berguna harus meresap ke dalam hati
mereka. Jangan biarkan masuk pikiran-pikiran yang melemahkan atau melumpuhkan.
Ketika kau mengatakan, “aku terikat, aku lemah, aku tak berdaya, celakalah
dirimu. Kau menambah belenggu pada diri sendiri. Jangan berkata begitu, jangan
berpikir demikian.
Menurut ajaran Vedanta, sebab musabab dari segala
penderitaan di dunia ini adalah kelemahan. Kelemahan adalah satu-satunya sebab
penderitaan. Kita menderita karena kita lemah. Kita berdusta, mencuri, membunuh
dan berbuat kejahatan-kejahatan lain karena kita lemah-kita tidak meyakini
kekuatan diri sendiri. Kita menderita karena mempercayai sesuatu yang palsu.
Hentikan kepercayaan palsu itu dan semua itu akan lenyap.
Kuatkah anda ?
Inilah satu-satunya pertanyaan pokok yang sering ku
ajukan pada setiap laki-laki, perempuan atau kanak-kanak bila mereka hendak
melakukan kegiatan-kegiatan fisik, mental atau spiritual : Kuatkah anda ?
Adakah anda merasa kuat ? karena kami tahu hanyalah kebenaran yang memberi kekuatan. Kami tahu hanyalah kebenaran yang
memberi hidup dan tak ada sesuatu selain dari yang menuju kepada kenyataan akan
menjadikan kita kuat dan tak ada orang yang akan mencapai kebenaran sebelum ia
memiliki kekuatan.
Setiap sistem yang melemahkan pikiran, akan membuat
banyak orang percaya pada takhayul, bersedih hati, menginginkan segala macam
yang mustahil, ganjil dan tak dapat diterima akal sehat. Aku tidak menyukai
hal-hal itu, sebab dampaknya yang sangat berbahaya. Sistem pelajaran semacam
itu tidak bisa membawa kebaikan; tetapi menimbulkan pikiran tidak sehat dan
melemahkan pikiran sedemikian rupa, hingga pada suatu waktu dia tidak mungkin
lagi menerima kebenaran atau hidup dalam kebenaran. Oleh karena itu,
satu-satunya yang kita perlukan adalah kekuatan. “Aku bertanggung jawab atas
nasibku sendiri; aku pembawa kebaikan sekaligus keburukan bagi diriku. Akulah
kesucian dan Yang diberkahi. Kita harus menolah segala pikiran yang mengatakan
kebalikannya.
Jangan menyalahkan
orang lain, tapi tanggunglah !
Mereka yang menyalahkan orang lain sungguh harus
disesalkan ! Jumlah mereka setiap hari semakin banyak-umumnya mereka adalah
orang-orang yang menyedihkan, yang otaknya lemah. Mereka mencoba menyalahkan
orang lain atas kelemahan diri mereka sendiri, tetapi hal tersebut sama sekali
tidak membuat keadaan mereka menjadi lebih baik. Dengan menyalahkan orang lain,
secara tidak sadar mereka telah menambah kelemahan diri mereka sendiri. Sebab
itu jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesalahan yang dilakukan diri
sendiri; berdirilah diatas kakimu sendiri dan pikul sendiri seluruh beban
tanggung jawab itu. Katakan, “penderitaan yang kualami adalah karena
perbuatanku sendiri, dan ini adalah suatu bukti bahwa aku sendiri yang harus
melenyapkan. Sesuatu yang ku ciptakan dapat ku hancurkan; sesuatu yang
diciptakan oleh orang lain, tak mungkin ku hancurkan. Oleh karenanya,
bangunlah, menjadi berani dan kuatlah !
penulis : acara temu Riset di Singapura
Disarikan oleh : Kadek Surpi Aryadharma (Direktur
Vivekananda Spirit Indonesia, Pimpinan Gerakan Bhagavad Gita Indonesia)
Komentar
Posting Komentar