Success with the Power of Dharma
YOUNG
ON TOP
Bangkitkan
Karakter Dewata, Raih Kemuliaan dan Kesuksesan Hidup
Anak Muda, Bukan orang Mūḍhā
Hasraf
terbesar dan terkuat para motivator, termasuk penulis adalah mendukung anak
muda dan kaum remaja memberikan dukungan yang tepat guna mencapai potensi
sepenuhnya. Penulis maksudkan adalah Anak Muda, bukan Mūḍhā, Mūḍhā artinya orang bodoh, orang yang bertindak sembrono
tanpa mengikuti aturan dan tatanan serta tugas dan kewajibannya. Kata ini
terdapat dalam Bhagavad Gita. Bagaimana anak muda, mampu membangun kekuatan
dari dalam dirinya dan mengembangkan potensinya untuk meraih sukses di usia
muda ? teruslah membaca artikel ini untuk mendapat jawabannya secara tuntas
yang akan mengubah hidup anda selamanya.
Kata Muda,
memang berbeda dengan kata Mūḍhā ;
अवजानन्ति मां मूढा मानुषीं
तनुम् आश्रितम्
परं भावम् अजानन्तो मम भूत-महेश्वरम्
avajānanti
māṁ mūḍhā mānuṣīṁ tanum āśritam
paraṁ
bhāvam ajānanto mama bhūta-maheśvaram
Bhagavad Gita
9.11
‘Orang bodoh mengejek diri-ku bila Aku menurun
dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai
Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada’ (Prabupada, 200
: 464)
Yang
ingin penulis temui, bina dan beri motivasi adalah anak muda, masa yang paling
penting dalam keseluruhan siklus kehidupan manusia. Mengapa masa muda amat
penting ? Sebab masa muda merupakan pondasi bagi tahap kehidupan selanjutnya,
dimana idealisme, cara pandang dan ‘takdir’ dibentuk serta di bangun. Dalam
tatanan Catur Asrama, Brahmacāri merupakan pondasi kehidupan manusia, bila
pondasinya rapuh maka seluruh bangunan kehidupan akan hancur hanya dengan
goncangan kehidupan ‘ gempa’ yang sangat lemah. Manusia modern diidentikkan
dengan standar kehidupan yang lemah dan dituntun oleh peradaban yang salah.
Tentang karkteristik Kali Yuga, Bhagavata Purana 1.1.10 menyatakan;
prāyeṇālpāyuṣāḥ sabhya
kalāv asmin yuge janāḥ
mandāḥ sumanda-matayo
manda-bhāgyā hy upadrutāḥ
Wahai
resi yang berpengatahuan tinggi, pada zaman Kali yang keras ini, usia harapan
hidup manusia sangatlah pendek. Mereka suka bertengkar, malas, tersesat,
bernasib sial dan diatas semua itu, mereka selalu resah (Prabupada, 2006:93).
Orang-orang
jaman ini cenderung sangat malas, tidak hanya dalam hal-hal material tetapi juga
dalam hal-hal spiritual dan keinsafan diri. Kelompok para siswa (brahmacāri) tidak sanggup lagi bertahan
lama (tidak melakukan kewajiban sebagai brahmacāri,
cepat-cepat ingin menikah) dan orang-orang berumah tangga tidak mengikuti
aturan gṛhasta-āśrama (hanya sekedar
menikah dan berumah tangga serta memiliki keturunan). Sebagai akibatnya, vanāprastha dan sannyāsī
yang berasal dari tingkatan gṛhasta-āśrama mudah sekali keluar dari
aturan yang telah digariskan. Bahkan vanāprastha
dan sannyāsī tidak menjadi impian dan tujuan orang-orang modern.
Sehingga sebagian besar manusia mati dengan status istri atau suami, bukan
sebagai vanāprastha-sannyāsī dan
tetap ingin menikmati kenikmatan seks hingga akhir hayat (tesna ngantos mati). Melihat karakteristik kali yuga ini, hanya
mereka yang secara sadar membangun dirinya, bangkit dari kelemahan yang sanggup
menjadi manusia unggul.
Kitab-kitab
purana menjelaskan tentang tugas dan kewajiban seorang brahmacāri. Agni Purana menegaskan, tingkat hidup yang pertama
adalah brahmācārya (masa menuntut ilmu). Seorang pelajar tidak boleh minum
minuman yang memabukan dan makan daging serta mengumbar hawa nafsu. Hendaknya
ia meninggalkan segala bentuk kekerasan dan pikiran tentang wanita. Kewajiban
utamanya adalah mempelajari dan mendiskusikan kitab suciVeda dan bergaul dengan
para sarjana Veda. Selain itu dia juga harus melakukan disiplin spiritual baik
meditasi, japa, yoga dan sebagainya. Kitab Bhagavata Purana menguraikan bahwa
usia Brahmacāri berlangsung hingga idealnya usia 25 tahun. Pada usia 25 tahun
seseorang dapat memasuki tahap baru kehidupan dengan menikah. Sehingga, paling
tidak seseorang dapat memikirkan dan serius mencari pasangan hidup pada usia 23
tahun. Pegangan seorang sisya, Taitriya
Upanisad mengajarkan “mātṛ devo bhava pitṛ
devo bhava ācārya devo bhava atithi devo bhava,” yang artinya ‘hormati lah
orang ibu, ayah, guru dan tamu sebagai perwujudan Tuhan.’
Seperti
halnya ada resep untuk membuat makanan kesukaan, demikian pula ada resep untuk
mencapai prestasi atau kemajuan dalam hidup. Resep ini akan berguna apabila
diterapkan, dijalankan secara nyata dalam hidup. Kesuksesan tidak didapatkan
sejak lahir, tetapi dibuat dan prinsip sukses selalu bekerja jika kita
melaksanakannya.
Saat orang biasa memutuskan
untuk melakukan hal luar biasa, mereka mengubah kehidupan mereka dan kehidupan
orang-orang di sekitar mereka-Oprah Winfrey
Sifat-Sifat Rohani dan
Evolusi Mental-Spiritual
Bhagavad
Gita XVI. 1-3 menjelaskan tentang sifat-sifat rohani yang harus dikembangkan
bagi manusia yang mau ingin hidup mulia dalam hidup ini. Sifat-sifat rohani
tersebut adalah :
Bebas dari rasa
takut (keberanian-abhayam), penyucian kehidupan, pengembangan pengetahuan,
kedermawanan, mengendalikan diri, pelaksanaan korban suci, mempelajari Veda,
pertapaan, kesederhanaan, tidak melakukan kekerasan, kejujuran, kebebasan dari
amarah, pelepasan ikatan, ketenangan, tidak mencari-cari kesalahan, kasih
sayang terhadap semua mahluk hidup, pembebasan dari loba, sifat lembut, sifat
malu, ketabahan hati yang mantap, kekuatan, mudah mengampuni, sifat ulet,
kebersihan, kebebasan dari rasa iri dan gila hormat.
Sifat rohani yang
pertama adalah abhayaṁ-keberanian,
tanpa rasa takut, mengapa bukan sifat yang lain ? seperti pengampunan, ahimsa,
pertapaan ? mengapa justri Sri Krishna mengajarkan keberanian merupakan sifat
rohani yang pertama yang harus dianut oleh setiap orang ? Sebab dibalik keberanian ada kejeniusan, kekuatan
dan keajaiban. Untuk maju dan berkembang, agar terjadinya evolusi
mental-spiritual yang mantap, tidak harus semua sifat rohani diterapkan secara
serentak dalam waktu yang sama. Tetapi mulailah dengan mengambil sejumlah sifat
rohani seperti :
1. abhayaṁ – Keberanian
2. sattva-saṁśuddhir-Penyucian
kehidupan
3. jñana-yoga
- pengembangan pengetahuan
4. svādhyāyah-mempelajari
Veda
5. Satyam-
kejujuran, tegak pada kebenaran
6. Hrīh -sopan dan
rendah hati
7. acāpalam-ketabahan hati
yang mantap
8. Kṣamā-mudah
mengampuni
9. Adrohah-bebas
dari rasa iri dan gila hormat
Sri Krishna menjelaskan
daivīm abhijātasya-sifat rohani,
sifat dewa tersebut dimiliki oleh orang suci yang diberkati lahir dengan sifat
rohani. Agar terjadi evolusi dalam hidup dan mendapatkan karakter yang baik (human excellence) cobalah menerapkan 9
sifat rohani tersebut yang menjadi agenda tertulis dari perubahan hidup anda. Anda
juga dapat menetapkan lima besar sifat rohani ‘5 besar nilai’ yang dianggap
sangat penting untuk diterapkan secara sungguh-sungguh dalam hidup anda untuk
mengubah diri anda selamanya[1].
Keberanian menjadi inti
dari kekuatan manusia. Banyak hal-hal bodoh yang dilakukan seperti
mabuk-mabukan, berjudi, merokok, kasus bunuh diri karena rasa takut. Karena
ketiadaan keberanian dalam hidup. Sifat pengecut juga ditunjukkan dengan
aksi-aksi kekerasan, apalagi ditujukan kepada pihak yang lemah, apalagi wanita.
Itu sama sekali bukan keberanian. Demikian pula kebut-kebutan di jalan raya
yang membahayakan keselamatan diri dan orang lain, bukan keberanian, melainkan
sifat pengecut. Sebab jika memang berani mestinya mencari sirkuit dan ajang
kompetisi guna menunjukkan skill dan keberanian, bukan di jalan raya.
Pengembangan
pengetahuan dan mempelajari Veda merupakan sifat rohani lainnya yang memang
harus diterapkan oleh Brahmacāri dan
semua tingkatan kehidupan. Sementara kejujuran adalah sifat mulia yang mahal
harganya dewasa ini. Kejujuran bahkan mampu menyelamatkan negara dan peradaban.
Kejujuran merupakan inti dari sifat baik manusia.
Rendah hati merupakan
atribut lainnya yang mendorong kemajuan manusia bak roket. Sebab orang yang
tinggi hati akan cenderung lemah dan tidak ada pihak yang mampu bekerjasama
dengannya. Ketabahan hati membuat anak muda mampu menghadapi dan menanggung
dengan berani dan tabah segala persoalan hidup yang mungkin dihadapi. Mudah
mengampuni bermanfaat bagi diri, untuk kesehatan yang prima, sebab kemarahan
dan dendam hanya merusak sistem imun dan sistem tubuh manusia. Mengampuni
justru mengobati diri sendiri dan membanyak zat kebahagiaan dalam tubuh kita.
Rasa iri dan gila hormat merupakan musuh dalam kemajuan. Banyak pertikaian
terjadi, terhambatnya sebuah pekerjaan baik bukan karena hal lainnya, tetapi
karena rasa iri. Anak muda mestinya mengembangkan sifat bebas dari rasa iri dan
gila hormat. Kita justru mensyukuri dan memberi selamat secara tulus kepada
sahabat dan rekan kita yang mencapai kemajuan, prestasi atau keberhasilan dalam
hidup. Kemajuan manusia justru dapat dicapai dengan saling mendukung, bukan
saling menjatuhkan akibat diselimuti rasa iri di dalam hati.
Hanya manusia yang
memiliki sifat berani yang siap bertanggung jawab 100 % atas kehidupan dan
tanggung jawab pribadi ini hanya mampu diambil oleh orang-orang yang berani,
lainnya-para pecundang, yang hanya ingin hidup enak dan enteng tanpa ‘aturan’
hanya akan meratap dan melempar kesalahan kepada orang lain, orang tua,
lingkungan, musim, angin, tempat kuliah, pemerintah bahkan Tuhan atas kegagalan
hidup mereka. Faktanya, bahwa kesuksesan bermula dari satu orang : orang itu
adalah Kau !
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah menetapkan visi. Sri Krishna dalam Mahabharata berkata adalah
penting bagi manusia untuk menentukan arah. Visi hidup adalah tujuan besar
kehidupan manusia yang terkait dengan siapa kita? untuk siapa? Mau melakukan
apa? Jadi seperti apa ? mau kemana ? Visi hidup sesungguhnya jauh lebih besar
dari sekedar impian, impian kesuksesan dia menentukan arah hidup setiap manusia
dan visi ini pula yang menyelamatkan manusia ketika harus menghadapi masa-masa
sulit.
Peran
Cendekiawan Muda
Peradaban
ini memerlukan lebih banyak cendekiawan muda, para ksatria intelektual yang
bersedia mengabdikan diri dan hidupnya tanpa mengabaikan kewajiban-kewajiban
pribadinya. Dalam sejarah peradaban, kaum cendekiawan memainkan peran sangat
penting di masyarakat. Bahkan kaum cendekiawan mampu mentransformasi
masyarakat. Cendekiawan atau intelektual adalah orang yang menggunakan
kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, menggagas atau menyoal dan
menjawab berbagai persoalan tentang berbagai gagasan. Kata cendekiawan berasal
dari Chanakya, seorang politikus dalam Chandragupta dari kekaisaran Maurya di
India[2].
Cendekiawan erat kaitannya dengan dunia kampus, akan tetapi hakekatnya tidak
semua lulusan universitas atau mereka yang bekerja di universitas layak
dikatakan Cendekiawan. Dalam teks Hindu, golongan ini adalah mereka yang
mengabdikan dirinya dalam pengetahuan dan menjadikan jalan ilmu pengetahuan
sebagai yajña utama, mereka bekerja melalui Vidya
Shakti (kekuatan pengetahuan) dan sudah mampu menaklukkan Avidya Shakti (manifestasi
ketidaktahuan). Bhagavad Gita
menjelaskan bahwa pengabdian melalui ilmu pengetahuan merupakan jenis
pengabdian yang tertinggi.
śreyān
dravya-mayād yajñāj jñāna-yajñaḥ
parantapa
sarvaṁ
karmākhilaṁ pārtha jñane parisamāpyate
Bhagavad Gita
IV.33
Wahai Arjuna sang penakluk musuh,
melakukan persembahan suci (yajña) melalui ilmu pengetahuan suci
adalah lebih baik dari pada persembahan suci melalui harta benda. Wahai Arjuna,
Putra Devi Pṛthā, (ketahuilah bahwa) seluruh perbuatan-perbuatan tersebut
memuncak pada ilmu pengetahuan suci
tad
viddhi praṇipātena paripraśena sevayā
upadekṣyanti
te jñanaṁ jñaninas tātva-darśinah
Bhagavad Gita
IV. 34
“Cobalah
mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang guru kerohanian. Bertanya
kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri kepada beliau. Orang yang
sudah insaf akan dirinya dapat memberikan pengetahuan kepada mu karena mereka
sudah melihat kebenaran itu.”
Kaum
muda harus mempersiapkan diri menjadi ksatria intelektual, kaum cendekiawan.
Selain secara resmi belajar di universitas semestinya mendekati seorang guru[3]
atau seorang mentor. Sebab secara tradisi, cendekiawan lahir dari asuhan
seorang guru, seperti Swami Vivekananda murid dari Sri Ramakrishna,
Sankaracarya seorang filsuf jenius murid dari Guru Govinda dan banyak tokoh
lainnya yang dididik dan diasuh oleh guru spiritual atau mentor khusus. Anak
muda yang cerdas, ulet, semangat dan tekun jika bertemu dengan mentor yang
tepat akan menjadi bintang berpijar, demikian pula sisya yang berkualifikasi bertemu dengan guru yang benar akan mampu
membangkitkan potensi ketuhanan dalam diri sehingga mampu menjadi pengabdi yang
tangguh.
Anak muda semestinya secara tekun
belajar, baik secara mandiri maupun mengikuti instruksi guru/mentor. Kemajuan
teknologi dan informasi memungkinkan untuk belajar lebih gampang dengan
fasilitas yang serba canggih. Membaca adalah aktivitas wajib bagi calon
intelektual[4]. Dalam
satu hari sebaiknya membaca buku minimal 3 jam dan menjadi kebiasaan tetap. Sebab
dengan membaca kita dengan gampang dan cepat mampu memahami sesuatu bahkan
belajar dari pengalaman orang lain yang dialaminya puluhan tahun. Membaca
membuat luasnya cakrawala berpikir sehingga tidak berpikir sempit, kolot dan fixed mindset.
Manusia
Super, Karakter Unggul
The teacher guides the student in the
meaning of Vedas : Speak the Truth, practice the Dharma, do not be heedless in
your self-study
Taittiriya
Upanishad I.19
Para
ahli kepribadian, guru-guru spiritual sampai ahli filsafat selalu berbicara
tentang keunggulan karakter yang menjadi kekuatan manusia. Hasil individualitas
seseorang dari neraca sifat-sifat baik
dan buruk adalah karakternya[5].
Orang yang berkarakter adalah yang melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan atau
nilai-nilai kebaikan dalam hidupnya. Secara alamiah setiap orang adalah pencari
kebenaran atau menyukai kebenaran dan kebajikan. Menurut laporan dari
laboratorium Brain Front, otak manusia secara alami jujur tertarik dengan
kebenaran, olehnya ia sering disebut mesin pencari kebenaran[6].
Sehingga orang yang memiliki sifat kebaikan, seringkali hanya disebut manusia
berkarakter. Sebab kebaikan adalah sifat dasar manusia.
Sri
Aurobindo menyebut Superman (super-human
level), setara dengan itu, ahli Filsafat Nietzsche yang dikenal atheis
menggagas ide Übermensch. Swami Vivekananda menyebut sebagai manusia
unggul, manusia yang bebas dari ketakutan, Sri Mata Amritanandamayi Devi[7]
dalam pengajarannya menegaskan mengubah dari manusia biasa (ordinary person) menjadi manusia luar
biasa (extraordinary person). Semua
konsep-konsep itu dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manusia unggul
adalah mereka yang :
Tiga
kualitas unggul; kepala, tangan dan
hati. Memiliki perpaduan yang sempurna antara kepala, tangan dan hati, yakni
cerdas seperti sankara, tangan seperti Prabu Janaka yang siap bekerja dan
melayani dan hati seperti Budha yang penuh kasih sayang, empati, singkatnya
memiliki kecerdasan emosional yang baik. Jaman ini memang membutuhkan
superhuman, manusia unggul yang memiliki tiga kualitas tersebut. Berpikir
cerdas, bisa bekerja dengan kualitas dan mampu mengelola emosi, empati dan
memberikan dorongan bagi orang lain.
Sesungguhnya
tidak berlebihan jika para ahli, para filsuf maupun guru-guru spiritual
menggagas konsep manusia unggul, superman atau manusia luar biasa, sebab dalam
susastra Hindu, Swami Sivananda mengupas salah satu komponen keunggulan manusia
yakni berupa kekuatan pikiran[8]
:
1.
Iccha Shakti (kehendak)
2.
Kriya Shakti (tindakan),
3.
Jnana Shakti (pengetahuan).
4.
Vedana Shakti (kekuatan persepsi)
5.
Smarana Shakti atau Smriti Shakti (kekuatan memori)
6.
Bhavana Shakti (Kekuatan Imajinasi),
7.
Manisha Shakti (kekuatan keputusan),
8.
Sankalpa shakti (Kehendak keputusan akhir) dan
9.
Dharana Shakti (kekuatan untuk memegang, mempertahankan)
Dapat
dibayangkan manusia unggul yang terbentuk jika saja kekuatan pikiran ini dapat
dibangkitkan dan dimanfaatkan oleh manusia. Sayangnya, Swami Vivekananda
menyatakan selama ini manusia justru diajarkan untuk lemah, merasa diri lemah
tanpa daya dan potensi rohani ini justru terkubur dalam kelemahan yang
diciptakan sendiri. Manusia telah
terhipnotis lemah oleh dirinya sendiri dan lingkungannya;
Yat Bhavam tat Bhavati
As you think, so you become
Guru spiritual Bhagavad
Sai Baba mengatakan “you are Divine !
Think you are divine. If you think you are a buffalo, you will be a fist-class
buffalo !”[9]
Sebuah
kesalahan besar yang dianut oleh manusia modern bahwa berpikir diri lemah,
penuh dosa dan tak mampu menciptakan kehidupan yang gemilang dan bahagia. Ditegaskan
oleh Swami Vivekananda, dosa besar yang
dilakukan oleh manusia adalah tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri,
mengatakan diri anda lemah, mahluk yang amburadul, tidak punya kemampuan.
Kehidupan manusia, badan manusia sesungguhnya berkah yang luar biasa. Dalam
Brahma Vaivarta Purāṇa dinyatakan :
aśtītiṁ caturaś caiva
lakṣāṁs tāṇ jīva-jātiṣu
bhramadhiḥ purusaiḥ prāpyaṁ
mānuṣyaṁ janma-paryayāt
tad apy abhalataṁ jātaḥ
teṣām ātmābhimāninām
varākāṇām anāśritya
govinda-caraṇa-dvayam
“Seseorang
mencapai bentuk kehidupan sebagai manusia setelah berpindah badan melalui
8.400.000 jenis kehidupan melalui proses evolusi bertahap. Kehidupan sebagai
manusia tersia-siakan bagi orang-orang bodoh dan angkuh yang tidak berlindung
pada kaki-padma Govinda.”
Manusia dianggap menyia-nyiakan
karunia Tuhan, berkat semesta, berkat kehidupan ketika sudah berbadan manusia,
apalagi berkesempatan luar biasa mengenyam pendidikan di universitas tetapi
hanya menjadi manusia yang biasa-biasa saja, apalagi berpandangan jahat,
memberatkan pertiwi akibat berbagai perbuatan jahat yang dilakukan. Kehidupan
yang luar biasa hendaknya digunakan untuk mengemban misi Dharma, menjadikan
kehidupan yang luar biasa dan memiliki keyakinan yang teguh.
Terkait dengan hal ini Swami Vivekananda menyatakan
; “Milikilah keyakinan bahwa
kalian semua dilahirkan untuk berbuat hal-hal yang besar, hai anak-anak muda.
Janganlah karena mendengar suara anak-anak anjing menyalak kalian merasa takut.
Tidak, tidak boleh menjadi penakut sekalipun mendengar dentuman guntur diatas
langit, tetaplah berdiri tegak dan berusaha terus.” Ajaran Swami Vivekananda terkait dengan sifat
rohani, bahwa salah satu kualitas penting yang harus dimiliki adalah
keberanian. Sifat penakut merupakan penghalang terbesar dalam kemajuan manusia.
Guna membangun diri menjadi pengabdi, manusia
unggul, Swami Vivekananda menguraikan apa yang diajarkan oleh Gurunya Sri
Ramakrishna, “pertama, kembangkanlah karakter-itu adalah tugas paling
mulia yang dapat kau lakukan. Ketahuilah kebenaran secara mandiri, dan kau
dapat mengajarkannya kepada banyak orang nantinya. Guruku tidak pernah
mengkritik siapapun. Bertahun-tahun saya hidup dengannya, tetapi saya tidak
pernah mendengar ada satu cercaan terhadap sekte manapun. Saya belajar dari
Guru bahwa agama-agama di dunia tidaklah berkontradiksi atau antagonistik.”
Terhadap bangsa yang tertidur dan tertindas,
terhadap anak-anak muda yang lelap dalam pelukan Dewi Maya, kemalasan,
kebodohan, kengganan, Swami Vivekananda sang Bhiksu muda membangunkan dengan
panggilan Vedanta,
“Bangkit
! Bangunlah ! Dan jangan berhenti sampai tujuan tercapai !” Kekuatan- itulah
yang dikatakan oleh setiap halaman Upanishad kepada saya. Jangan menjadi lemah.
Apakah dosa akan menyembuhkan dosa ? Kelemahan menyembuhkan kelemahan ?
Berdirilah dan jadilah kuat !”
Bagi seorang Hindu, manusia tidak berjalan dari
kesalahan menuju kebenaran, tetapi dari kebenaran menuju kebenaran, dari
kebenaran yang lebih rendah menuju kebenaran yang lebih tinggi. Masing-masing
upaya ditentukan oleh kondisi kelahiran dan asosiasinya, sejauh mana upaya
serius pencarian kebenaran dan langkah maju dalam hidup. Dan, setiap jiwa
adalah elang yang terbang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, mengumpulkan
makin banyak kekuatan, hingga mencapai Matahari yang Megah.
Obor kekuatan Vedanta sudah dinyalakan oleh Swami
Vivekananda, ditangkap oleh Yang Mulia Dr. Ir. Sukarno untuk bangsa ini, dan
hari ini saya hadir membawakan kembali obor
semangat itu, bangunlah ! Bangkitlah wahai anak-anak muda !
Tips
How to
Develop Your Talent and Excellent Character
1. Baca
Bhagavad Gita, Vedanta Gema Kebebasan Svami Vivekananda dan Voice
of Vivekananda (buku kesayangan Dr. Ir. Sukarno), secara teratur.
Jadikan Bhagavad Gita sebagai ‘senjata’ utama dalam hidup anda. Bacalah
buku-buku motivasi yang mudah untuk didapatkan. Baca dan pahami dengan tekun
dan rendah hati.
2. Investasikan
waktu membaca anda minimal 3 jam sehari, normalnya 5 jam sehari.
3. Disiplinkan
diri, bangun pagi pukul 04.30 am, lakukan Suprabhatam Puja pukul 05.00 am.
Susunan umum doa suprabhatam :
·
Aum karam 21 x
·
Ganesa Mantra
·
Gayatri Mantra, 108 x /21 x
·
Guru Strotram
·
Mantram-mantram lain sesuai istadewata
4. Gayatri
Mantram adalah Mantra tertinggi, lakukan chanting
mantra minimal 21 kali setiap puja dan pada hari-hari libur, lakukan sankalpa
kriya Gayatri dengan men-chantingkan
3 putaran japa (108 x 3) atau 10 x putaran japa (108x10) .
5. Di
sela-sela waktu isilah dengan berjapa mantra (sesuai dengan istadewata anda). Idealnya
japa mantra 16 x putaran sehari.
6. Investasikan
waktu muda anda untuk degup Dharma. Jangan menghabiskan waktu secara sia-sia
dengan nongkrong, nonton tv atau sekedar jalan-jalan tak tentu arah.
7. Carilah
pergaulan dengan orang-orang positif, orang-orang sukses, cari perkumpulan
positif. Bersahabatlah secara energi dengan orang-orang sukses melalui jejaring
sosial, membaca biografi, artikel atau tulisannya.
8. Hindari membicarakan
buruk tentang orang lain. Hal itu justru akan memotong keberuntungan masa depan
anda. Terlebih menghina kitab suci, orang
suci, orang-orang baik atau orang-orang yang mengemban misi. Sikap yang paling
baik adalah rendah hati bahwa di mata Tuhan belum tentu kita lebih baik dari
dirinya. Jika anda menemukan ada seseorang/sesuatu yang ‘salah’ sebaiknya
lakukan sesuatu untuk memperbaiki dengan cara yang baik, bukan membicarakannya.
Dengan diam saja sudah sangat membantu, apalagi mampu mendoakan.
9. Jangan
membalas keburukan yang dilakukan oleh orang lain kepada anda. Sebab itu hanya
akan membuat anda berputar-putar pada energi buruk.
10. Jika
kesulitan menimpa hidup anda. Jangan putus asa, jangan terus menangis dan
meratap. Ingatlah sebuah pesawat, dia mungkin akan terjebak awan gelap atau
bahkan badai, tetapi tetaplah melaju dan perkuat tubuh ‘pesawat’ anda. Cari
jalan keluar dan ingatlah, matahari cerah akan bersinar ketika awan gelap itu
bisa dilewati. Berputar-putar dalam jebakan awan gelap bukan solusi.
11. Bangunlah
pagi hari dengan rasa syukur. Syukuri betapa luar biasanya hidup anda. Ucapkan
lebih sering terima kasih. Orang yang penuh rasa syukur akan dipenuhi energi
keberlimpahan dan kesejahteraan. Tutuplah hari anda dengan doa, ritual malam
dengan doa dan penuh syukur atas kebaikan hidup sepanjang hari.
12. Tulislah
tabel sifat-sifat rohani yang akan diterapkan secara serius. Terapkan dengan
sungguh-sungguh sampai menjadi karakter unggul anda. Setiap pemimpin besar
memiliki agenda perubahan di dalam dirinya. Setelahnya, dapat diganti dengan
tabel kepemimpinan yang akan anda terapkan.
Apa yang harus dicapai
pada .....
Usia 17 Tahun
Anak-anak
muda menganggap ulang tahun ke 17, sweet
seventeen adalah moment yang istimewa. Ulang tahun ini kerap dikenang manis
seumur hidup. Memang usia 17 tahun atau ulang tahun yang ke-17 tahun sangat
penting. Kenapa ? Apa esensi penting usi 17 ini ? Apa yang harus dicapai ketika
berusia 17 tahun ?
1. Kejelasan
Visi, cita-cita. Usia 17 tahun seseorang mestinya sudah menentukan cita-cita
hidupnya, mau menjadi apa. Tekadnya sudah bulat, cita-cita sudah digenggam.
2. Mengenal
dan mengasah bakat.
3. Merencanakan
studi. Usia ini seseorang harus sudah menentukan akan melanjutkan studi dimana,
kampus apa dan jurusan apa. Ia sudah memiliki garis yang jelas guna mencapai
cita-citanya.
4. Penghargaan
terhadap diri sendiri. Usia 17 tahun seseorang harus sudah mengenal dirinya,
menghargai diri sendiri. Menjaga kehormatan diri dengan tidak berperilaku
buruk, berkata yang baik, berpikir yang baik dan menunjukkan tata kesopanan
sebagai upaya membangun kualitas dirinya. Anak berusia 17 tahun harusnya
menyadari bahwa tubuhnya harus dijaga sebaik-baiknya karena sebagai sarana
untuk mencapai tujuan hidup. Melakukan sesuatu yang mengancam masa depan,
seperti berhubungan seks secara ketat dijaga untuk tidak dilakukan.
5. Eksplorasi
diri. Usia 17 tahun hendaknya seseorang berupaya mengeksplorasi diri sendiri,
artinya mengetahui lebih jauh bakat atau mungkin ada bakat yang masih
terpendam, yang belum pernah diasah. Usia ini juga sangat baik mempelajari
kemampuan diri, termasuk bidang kecerdasan mana yang sudah sangat dominan,
bidang mana yang harus diasah dan ditingkatkan. Usia ini juga sangat baik
mempelajari hal-hal yang baru, seperti berbagai jenis bahasa asing, ilmu
pengetahuan lain, hobi yang menyenangkan atau hal-hal lain yang mungkin selama
ini tidak kita amati kemampuan atau bakat di dalam diri kita, seperti bermain
musik, menulis cerpen, mendaki gunung, meditasi atau hal-hal baru lain dalam
hidup. Siapa tahu, anda adalah orang yang multitasking, multitalent.
6. Membuka
buku tabungan sendiri dan belajar mengatur keuangan. Dengan buku tabungan
sendiri, seorang remaja dapat mengatur keuangannya dan menyisihkan uang jajan
untuk ditabung. Hal ini sangat penting sebagai pendidikan yang benar tentang
finansial dan tidak terbawa sifat konsumtif sebagaimana yang dianut sebagian
besar remaja.
7.
Berbicara
kebenaran dan berbudi luhur.
Ketiga, setiap kali Anda memiliki kesempatan, luangkan waktu untuk mengulangi
nama Tuhan dalam pikiran Anda. Keputusan lain adalah tidak pernah memanjakan diri dalam berbicara buruk tentang orang lain atau mencoba untuk menemukan kesalahan pada orang lain. Dan akhirnya, tidak menyebabkan rasa sakit kepada orang lain dalam bentuk apapun
8. Dua puluh menit
di ruangan suci dan namaskaram untuk orang tua menjadi rutinitas Anda
Usia 21 Tahun
Usia
21 tahun adalah usia yang sangat penting. Setiap anak muda usia ini harus sudah
mengenali jati dirinya. Hal-hal penting yang harus dicapai usia ini adalah :
1. Mendapat
penghasilan yang pertama. Sangat penting ketika berulang tahun ke-21 seseorang
mendapat penghasilan yang pertama. Sebab ini sebagai landasan awal kesuksesan
material yang harus diraih. Upayakan penghasilan pertama sudah didapatkan pada
usia ini.
2. Merencanakan
studi lebih lanjut. Usia 21 tahun merupakan usia yang matang dan sudah melewati
masa adolensi. Seseorang harus mampu merencanakan studi lanjutan yang harus
diambil ketika menyelesaikan gelar sarjana. Jika niat melanjutkan studi tidak
menjadi prioritas seseorang harus sudah menentukan akan berkarir dimana dan di
bidang apa atau membuka usaha apa yang akan dilakukan.
3. Mampu
mengetahui mana prioritas dalam hidup, yang menyokong kehidupan atau tidak. Ini
merupakan hal yang sangat penting dalam hidup. Banyak orang berusia berkepala 2
tetapi tidak mengetahui prioritas dalam hidup. Akibatnya, waktu terbuang
sia-sia dengan menonton, main games, jalan-jalan berlebihan dan sebagainya.
4. Mampu
mengatur keuangan. Kemampuan ini sangat baik ditengah masyarakat modern yang
sangat konsumtif. Banyak orang dewasa terbelit hutang yang mengerikan karena
tidak memiliki kemampuan mengatur finansial secara baik. Membeli barang-barang
demi sebuah gengsi dan pamer sangat berbahaya jika ingin hidup sukses dan
bahagia. Jika tergelincir, alih-alih puas dengan pamer barang mewah, malah
tergelincir dalam jeratan hutang yang membahayakan.
5.
Tidak
bermalas-malasan dan menghabiskan waktu
untuk tidur. Jadilah kader Dharma yang
aktif, menghadiri seminar atau kegiatan yang baik, dengan sukarela menyiapkan
tenaga membantu berbagai kegiatan yang berhubungan dengan Dharma Agama dan
Dharma negara akan memberikan pemenuhan yang luar biasa dalam hidup.
6. Jangan bertengkar dengan saudara-saudara Anda,
dan membuat rumah menjadi neraka. Usia 21 tahun, setiap orang harus sudah bisa
mengarahkan yang lebih muda, menahan diri untuk tidak memaki dan berkata-kata
kasar, mengajarkan bagaimana pola hidup yang baik, bagaimana menjalankan
moralitas dalam hidup.
sarvopaniṣado gāvo
dogdhā gopalā-nandanaḥ
pārtho vatsaḥ su-dhīr bhoktā
dughaṁ gītāmṛtaṁ mahat
Padma
Purna
Seluruh kitab Upanisad ibarat seekor sapi, dan sang pemerah susu adalah
Sri Krsna, Putra Nanda. Arjuna ibarat anak sapi-nektar manis Bhagavad Gita
adalah susu sapi itu, dan penyembah mujur yang memiliki kecerdasan Ilahi adalah
yang meminum dan menikmati susu itu.
Daftar Bacaan :
Aryadharma, Ni Kadek Surpi, 2005.
Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata. Denpasar : PT. Bali Post.
Donder, I Ketut, 2007. Kosmologi Hindu Penciptaan, Pemeliharaan dan Peleburan serta
Penciptaan Kembali Alam Semesta. Surabaya : Paramita
Lennon,1982. Usaha Mencari Pembebasan. P.T. Vika Press.
Maswinara,2000. Reg Veda Samhita. Surabaya:Paramitha Publisher.
Mahanidhi Svami, 1999. Sri Caitanya Mangala Adi-Kanda. ISKCON.
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 2002. Coming Back
Kembali Lagi Sejarah Reinkarnasi. ISKCON: Hanoman sakti.
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami,1994. Srimad
Bhagavatam Skanda 1 jilid 1. Tim Penterjemah: Jakarta Pusat
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 1972. Bhagavad-gita
Menurut Aslinya. ISKCON: Hanoman
Sakti Di Bawah Lisensi The Book trust International,Inc
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami,,2004. Krishna The
Reserfoir Of Pleasure (Krishna sumber Kebahagiaan). ISKCON.
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 2006. Second Change.
Hanuman Sakti
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami Prabupada, 2007. Gita Mahatmya dari Padma Purana. Jakarta :
Hanuman Sakti
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 2009. KRSNA
Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.
ISKCON: Hanoman Sakti.
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 1982. Sri Isopanisad.
P.T. Pustaka Bhakti : Jakarta
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 1982. Ajaran Abadi
Upadesamrta.P.T Pustaka: Jakarta
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 1982. Raja Vidya
Raja Pengetahuan. P.T. Vika Press
Prabhupada, Sri Srimad A.C.
Bhaktivedanta Svami, 2010. Karma Keadilan
Tertinggi. Hanuman Sakti: ISKCON
Satyaraja, 2008. Dialog Timur Barat. Hanuman Sakti:
ISKCON
Saraswati, Sri Chandrasekharendra,
2009. Peta Jalan Veda. Terjemahan oleh Hira Ghindwani dan Ni Putu Anggia Jenny.
Jakarta : Media Hindu
[1] Kami menyarankan sifat
rohani pertama yakni keberanian tetap yang menjadi prioritas utama
[3] Untuk
hal ini kami menyarankan anda berhati-hati mencari seorang guru di abad ini,
sebab tidak jarang seseorang berkedok
guru spiritual tetapi punya
maksud tertentu (seperti kasus UGB).
[4] Tinggalkan jika ada
seorang guru/mentor malah melarang anda membaca buku-buku yang berkualitas
[5] Surpi Aryadharma, 2005 : Melahirkan Generasi Berkarakter Dewata, PT
Bali Post
[6] Tony Buzan, 2003 : kekuatan ESQ 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan
Emosional Spiritual, Delapratasa.
[7] Dikenal sebagai The Hugging
Saint (Orang Suci Pemeluk yang kini berumur 60 tahun), sangat terkenal di
dunia dengan pelukan ilahi meringankan beban manusia, bantuan kemanusiaan dan
ajaran ‘spiritualitas yang bekerja’. Berasal dari Kerala, India yang memiliki
pengikut besar di negara-negara maju.
[8] Swami Sivananta, Pikiran : Misteri dan Penaklukannya
[9] Anil Kumar, 2010 : Divine Reflections
Komentar
Posting Komentar