Generasi Muda Hindu Bali Luncurkan Gerakan Literasi Hindu
Generasi Muda
Hindu Bali Luncurkan Gerakan Literasi Hindu
Minimnya tingkat literasi di kalangan Umat
Hindu tidak hanya menimbulkan rasa keprihatinan, tetapi justru menjadi semangat
untuk membuat perubahan. Generasi Muda Hindu di Bali yang dimotori Vivekananda
Spirit Indonesia (VSI) meluncurkan Gerakan Literasi Hindu guna mendorong umat
Hindu di Indonesia untuk bersedia menginvestasikan waktunya dalam sehari untuk
membaca. Peluncuran Kegiatan Gerakan Literasi Hindu ini didukung oleh PHDI Provinsi
Bali dan Paiketan Krama Bali yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kelahiran
Tokoh Hindu Swami Vivekananda.
Kegiatan peluncuran Gerakan Literasi Hindu
itu dirangkaikan dengan peringatan Hari Kelahiran tokoh Hindu Kontemporer Swami
Vivekananda, 12 Januari 2020, yang kegiatannya dikemas ala milenial,
diisi dengan seminar motivasi dari Ni Luh Arick Istriyanti, S.Psi.,M.Psi,
Psikolog tentang upaya membangun rasa percaya diri Anak Muda Hindu, materi
Hindu Bangkit ditengah Persoalan dari Dr. Ni Kadek Surpi Aryadharma. Juga
peluncuran buku “Hindu Swastika di Dunia Keagungan dan Penolakannya di Eropa”,
“Vedanta dan Metode Pemahaman Filsafat Hindu”, “Duhka dan Moksa” dan
diluncurkan pula karya yang sangat tebal “Kompilasi dan Terjemahan
Atharvaveda”. Semua buku itu merupakan karya dari anak Muda Hindu. Pada
kesempatan tersebut juga diperkenalkan sejumlah buku dari sejumlah penulis.
Pimpinan Vivekananda Spirit Indonesia Dr.
Ni Kadek Surpi Aryadharma, M.Fil.H dalam sambutannya mengatakan pihaknya sadar
bahwa Gerakan ini tampaknya mustahil ditengah booming penggunaan gadget
yang membuat nyaris semua pihak mengggandrungi sosial media dan meninggalkan
buku. Namun ia bersama sejumlah anak muda lainnya tetap optimis bahwa Gerakan
ini akan membawa perubahan yang signifikan. Ia menceritakan dulu, tahun 2012,
ketika tidak ada pihak yang berani menggerakkan membaca Bhagavad Gita, ia me-launching
Gerakan Bhagavad Gita Indonesia bersama empat anak muda lainnya dengan
seremonial hanya menyalakan sebatang lilin. Ternyata dua tahun kemudian, dengan
melalui berbagai kesulitan diantaranya berhadapan dengan orang-orang yang tidak
suka dengan perubahan di tubuh Hindu, dan ketika kalah berargumen memilih
menggunakan ‘black magic, ilmu hitam’ gerakan itu telah menjelma menjadi Gerakan
yang massif dan berhasil membuat Rekor Dunia membaca Bhagavad Gita Massal di
Tanah Lot tahun 2014. “Jika sudah bangkit, apalagi memegang obor dari Swami
Vivekananda, memegang obor Veda, anak muda tidak dapat lagi dianggap remeh”
ujarnya bersemangat.
Ketua Paiketan Krama Bali A.A Putu Agung
Suryawan Wiranatha dalam sambutannya menyatakan jaman milenial memiliki ciri
yang khas, sehingga untuk kebertahanan Hindu dan Bali harus pula menggunakan
cara-cara yang komunikatif dengan anak muda. Dikatakannya, Paiketan Krama Bali
sangat konsisten dalam perjuangan untuk menjaga dan memajukan Bali dari
berbagai sektor, diantaranya membangun SDM Muda Bali. Paiketan Krama Bali
memiliki program tahunan Arjuna Digital, yakni sebuah program lomba digital
dengan memperebutkan hadiah yang sangat besar. Kegiatan ini mendorong lahirnya
anak-anak muda Hindu yang mampu membuat konten-konten menarik di sosial media
termasuk Youtube. “Kami Paiketan Krama Bali sangat konsen dalam membangun
Generasi Muda dan mendorong pemerintah dan lembaga umat untuk melakukan lebih
banyak kegiatan yang menyentuh langsung kesadaran anak muda. Sebab anak muda
nantinya menjadi tulang punggung Bali, Hindu dan negara,” ujarnya.
Ketua PHDI Provinsi Bali dalam sambutannya
yang diwakilkan oleh Iwan Pranajaya, pengurus bidang kebudayaan mengatakan
bahwa sangat mungkin dari Bali muncul tokoh sekaliber Swami Vivekananda yang
mampu membangkitkan dunia dan suaranya masih terus terdengar hingga saat ini.
Pihaknya juga mendorong agar kegiatan-kegiatan yang terkait dengan literasi
harus terus ditingkatkan mengingat ketertinggalan umat Hindu dalam pengetahuan.
Ditegaskan, pengetahuan merupakan alat yang sangat hebat untuk mencapai segala
sesuatu. Ia juga mengapresiasi di Bali semangat Swami Vivekananda diwarisi oleh
sejumlah anak muda dan peringatan secara konsisten akan mampu merevitalisasi
dan menyebarkan semangat itu lebih banyak.
Ketua Panitia Kegiatan Ni Nyoman Ayu Nikki
Avalokitesvari M.Han menjelaskan, Peluncuran Kegiatan Gerakan Literasi Hindu merupakan
agenda yang sangat penting saat ini. Dikatakan pihaknya akan terus mendorong
umat Hindu untuk menginvestasikan waktunya untuk membaca buku-buku Hindu
berkualitas dan Pustaka Suci Veda, walaupun hanya tiga menit dalam sehari atau
membaca satu sloka. Dijelaskannya, logo yang digunakan adalah Dewa Ganesha
dalam paras-Nya yang muda. Sebagaimana diketahui Dewa Ganesha adalah Dewa
Pengetahuan, Dewa Sains dan beliau yang menulis seluruh Pustaka Suci Veda yang
dibacakan oleh Rsi Vedavyasa. Sehingga spirit yang ingin disampaikan adalah
anak muda harus cerdas, menguasai pengetahuan, skill yang tinggi dan kemampuan
menulis dan berbicara yang baik. Selain itu juga menggunakan moto Satyam Param
Dhimahi yang diambil dari sloka pertama Bhagavata Purana yang artinya agar umat
manusia bermeditasi pada kebenaran tertinggi. Bermeditasi tidak diartikan
sebagai Teknik meditasi yang populer tetapi membaca, merenungkan dan bahkan
berkarya adalah meditasi dalam hidup manusia dan seluruhnya didedikasikan untuk
kebenaran tertinggi. (Humas VSI)
Komentar
Posting Komentar